Cuaca abnormal melemparkan awan gelap di atas pasar saham, raksasa sekuritas AS memperingatkan

Cuaca Abnormal Yang Disebabkan Oleh Fenomena El Niño Pertama Dalam Tujuh Tahun Dapat Meredam Pasar Saham Global. Charles Schwab & Co. Memperingatkan Minggu Ini. Cuaca Ekstrem Belum Dianggap Sebagai Faktor. Tetapi Menunjukkan Bahwa Hal Itu Dapat Mendorong Harga Naik Lagi. El Niño Diperkirakan Akan Segera Memacu Peristiwa Cuaca Ekstrem Seperti Rekor Tertinggi Di Seluruh Dunia Dan Kebakaran Hutan Di Kanada. Kata Jeffrey Kleintop. Kepala Strategi Investasi Global Di Charles Schwab. Dalam Sebuah Laporan Senin.

Cuaca Abnormal

Dampak Ekonomi Dari Cuaca Ekstrem “Bisa Signifikan Baik Dalam Hal Inflasi Maupun Aktivitas Ekonomi.” Katanya. “Cuaca Jarang Berdampak Besar Pada Pasar Secara Keseluruhan.” Kata Kleintop. Tapi Ini Bisa Menjadi Pengecualian. Salah Satu Alasannya Adalah Harga Saham Lebih Sensitif Terhadap Inflasi. Selain Itu. Harga Diperkirakan Akan Naik. Terutama Harga Pangan Dan Energi.

Di Tengah Kekhawatiran Penurunan Hasil Pertanian Serta Pengetatan Pasokan Dan Permintaan Listrik Akibat Penggunaan Ac.

Harga Telah Meroket Dalam Beberapa Tahun Terakhir Karena Pandemi Virus Corona Dan Perang Rusia Dengan Ukraina. Di Wall Street. Ekspektasi Tumbuh Bahwa Bank Sentral. Termasuk Federal Reserve Board (Frb). Akan Menahan Kenaikan Suku Bunga. Karena Inflasi Akhirnya Mereda.

Indeks S&p 500 Turun Sebanyak 15% Pada 2015-16. Terakhir Kali Terjadi El Niño. Menurut Cranetop. Namun. Penurunan Itu Berumur Pendek. Dan Diyakini Bahwa Cuaca Tidak Bertanggung Jawab Secara Langsung .

S&p 500 Telah Naik Sekitar 20% Sejak Awal Tahun. Dan Lebih Dari 40% Saham Konstituen Telah Mencatat Pertumbuhan Dua Digit.

El Niño Adalah Fenomena Di Mana Suhu Permukaan Laut Lebih Tinggi Dari Biasanya Dari Wilayah Ekuator Pasifik Tengah Hingga Pantai Amerika Selatan. Organisasi Meteorologi Dunia (Wmo) Mengumumkan Wabah Baru Pada Tanggal 4 Bulan Ini. Menurut Layanan Kelautan Nasional As (Nos). Ini Akan Menyebabkan Lebih Banyak Curah Hujan Di Selatan Dan Suhu Yang Lebih Hangat Di Utara.

Menurut Morgan Stanley. Bank Besar As. Ekonomi Global Kehilangan $650 Miliar (Sekitar ¥90 Triliun) Dalam Tiga Tahun Dari 2017 Hingga 2019 Karena Bencana Cuaca.

Garis Atas Cuaca Abnormal Yang Disebabkan Oleh Peristiwa El Niño Pertama Dalam Tujuh Tahun Dapat Memadamkan Pasar Saham Yang Terik. Charles Schwab Memperingatkan Minggu Ini. Membangkitkan Faktor Yang Tidak Banyak Dibahas Yang Berpotensi Membuat Inflasi Melonjak Sekali Lagi.

Fakta-fakta Kunci

Efek Ekonomi Dari Peristiwa Cuaca Ekstrem Seperti Rekor Suhu Global Dan Kebakaran Hutan Kanada. Yang Kemungkinan Akan Segera Dipercepat Oleh El Niño. “Dapat Menjadi Signifikan Bagi Inflasi Dan Aktivitas Ekonomi.” Tulis Jeffrey Kleintop. Kepala Strategi Investasi Global Charles Schwab. Pada Hari Senin .

Meskipun “Cuaca Jarang Memiliki Dampak Material Pada Pasar Secara Keseluruhan.” Kleintop Memprediksi Kali Ini Bisa Berbeda Mengingat Kepekaan Saham Yang Meningkat Terhadap Inflasi Dan Kemungkinan Kenaikan Harga Yang Terkait Dengan Cuaca Buruk Akan Terkonsentrasi Pada Makanan Dan Energi. Karena Hasil Panen Terancam Dan Jaringan Energi Merasakan Sakit Dari Orang Yang Berusaha Untuk Tetap Tenang.

Potensi Kenaikan Harga Makanan Dan Energi Akan Bertepatan Dengan Tumbuhnya Harapan Di Wall Street Bahwa Inflasi Telah Mereda Dan Federal Reserve Serta Bank Sentral Lainnya Akan Mengekang Kampanye Kenaikan Suku Bunga Mereka.

Kleintop Mencatat Peristiwa El Niño Terakhir Terjadi Dengan Penurunan S&p 500 Sebanyak 15% Antara Tahun 2015 Dan 2016. Meskipun Kejatuhan Itu Terbukti Berumur Pendek Dan Tidak Dianggap Sebagai Akibat Langsung Dari Cuaca .

Setiap Penurunan Ekuitas As Seperti Itu Akan Menjadi Kejutan Yang Signifikan Di Tengah Reli Luas Mereka: S&p Naik Hampir 20% Tahun Ini Dan Lebih Dari 40% Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Telah Menikmati Reli Multi-digit.

About the Author

You may also like these